Kamis, 07 September 2017

CERPEN

CERPEN
Namanya S ( samaran) mulanya sosok suami yang bertanggung jawab, saat menyunting gadis pilihan sekaligus bekas siswanya sebut saja si B ( bunga)  yang saat itu tercantik disekolahnya si S sangat mencintai dan dengan menjadikannya istri untuk pendamping hidup setelah lulus sekolah umum.
Permulaan berumah tangga sangat bahagia untuk pasangan berdua ini karena si S pegawai biasa saat itu, bila si S pulang kantor disambut si B dengan cipika cipiki bahkan lebih dari itu lansung bulan madu singkat dimana dia bertemu, makan, cerita bersama yang semua serba ada karena hanya berdua dalam hidup di rumah sederhana itu, sudah setahun menikmati kebahagiaannya lahirlah bayi mungil sehat penuh damai yang di motivasi teman sekantor yang selalu menyanjung memuja pasangan tersebut.
Mulai goyah kehidupan rumah tangganya yang sedikit perlu tambahan biaya dan pikiran si S sangat cerdik dengan membuka bisnis kecil kecilan mengolah wadai alias kue yang tadinya jenisnya satu dua setelah laris membuat kue dan makanan kecil lainnya dari berbagai bentuk rasa dan warna. Dalam mengolah kue dan wadai selalu memotivasi istri dan sekaligus menyanjungnya katanya buatanmu sangat cocok untuk konsumsi masyarakat, dari awal membuat kue dan wadai selalu istri yang mencicipi sebelum dibuat banyak, berkali kali cicipi setelah pas dan cocok barulah diolah jadi kue dan wadai yang siap dipasarkan, sedang si S cuma membelanjakan bahannya dengan mengalamannya sekaligus memasarkannya ke toko toko langganan dan si S itu bilang tidak pernah mencicipi dan makan kue dan wadai karena percaya sama istri dan jualannya selalu habis.
Bertahun sudah pasangan itu berwiraswasta makanan kecil, hasilnya cukup menjanjikan dengan hadirnya anak kedua dan ketiga berjalan sangat romantis dengan penghasilan wiraswasta dari istrinya yang punya karyawan dalam mengolah kue dan wadai seolah sudah seperti perusahaan kue.
Usut punya usut dari tingkah dan bicara si S itu, sangat mengejutkan bahwa ternyata kelinci percobaan bisa didapat dari keluarga bahkan istrinya sendiri dari ide berwiraswasta yang menjanjikan dan menghasilkan uang banyak. Yang jelas dalam mengolah kue dan wadai bahannya jelas dan salah satunya pemanis bukan seratus persen gula tapi ada pemanis buatan yaitu sakarin. Sepulu tahun menuju belasan tahun usaha berjalan dengan pundi pundi uang serta sudah dapat mobil, rumah serta anak sekolah tinggi sampai lulus dan kerja, pokoknya sangat kaya si S dan istrinya itu mau apa terpenuhi, istrinya kebanyakan di rumah terus sedang S kemana pergi bebas dengan mobil mewahnya sambil mempromosikan usahanya yang dibantu beberapa karyawan.
Namun apa yang terjadi pada istrinya, penyakit buatan mulai berhasil yaitu ginjalnya rusak dari sering mencicipi kue dan wadai bersakarin. Dengan santainya S bilang jalani saja hidup ini dengan ikhlas dan tetap saja usaha kita berjalan dan kamu hanya memantau, dan membimbing usaha ini biar karyawan yang mengerjakan, katanya. Istrinya yang namanya B dalam hati bilang aku ikhlas karena usaha ini, bisa membahagiakan suami dan menyekolahkan anak anak sampai perguruan tinggi dan ada yang sudah bekerja, katanya lirih, sambil berbaring lemas menikmati sakitnya pinggang dan seluruh sel. Satu hal lagi keikhlasan mencuat saat tidak sering lagi melayani suami dengan baik karena alasan sakit, mudahan perselingkuhan suamiku tetap terjaga dengan baik agar karirnya tidak terganggu. Ya Allah ampuni doaku ini kata B lirih. ...... Astaqfirullah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar