Kamis, 31 Mei 2018

PAHLAWAN PANGLiMA BATUR

Panglima Batur (lahir di Buntok Baru ,
Barito Utara , Kalimantan Tengah pada tahun 1852 - meninggal di,
Banjarmasin, Kalimantan Selatan, 5 Oktober 1905 pada umur 53 tahun) adalah seorang panglima suku Dayak Bakumpai dalam Perang Banjar yang berlangsung di pedalaman
Barito , sering disebut Perang Barito, sebagai kelanjutan dari Perang Banjar. Panglima Batur adalah salah seorang Panglima yang setia pada Sultan Muhammad Seman. Panglima Batur seorang Panglima dari suku Dayak yang telah beragama Islam berasal dari daerah Buntok Kecil, 40 Km di udik Muara Teweh.
Gelar Panglima khusus untuk daerah suku-suku Dayak pada masa itu menunjukkan pangkat dengan tugas sebagai kepala yang mengatur keamanan dan mempunyai pasukan sebagai anak buahnya. Seorang panglima adalah orang yang paling pemberani, cerdik, berpengaruh dan biasanya kebal.
Panglima Batur yang bersama Sultan mempertahankan benteng terakhir di Sungai Manawing dalam perjuangan mereka melawan Belanda. Pada saat Panglima Batur mendapat perintah untuk pergi ke Kesultanan Pasir untuk memperoleh mesiu , saat itulah benteng Manawing mendapat serangan Belanda. Pasukan Belanda dibawah pimpinan Letnan Christofel yang berpengalaman dalam perang Aceh , dengan sejumlah besar pasukan
marsose yang terkenal ganas dan bengis, menyerbu benteng Manawing pada Januari 1905 . Dalam pertempuran yang tidak seimbang ini Sultan Muhammad Seman tidak dapat bertahan. Sultan tertembak dan dia gugur sebagai kesuma bangsa.
Tertegun dan dengan rasa sedih yang mendalam ketika Panglima Batur kembali ke benteng Manawing yang musnah, dan Sultan Muhammad Seman, pimpinannya telah tewas. Panglima Batur dan teman seperjuangannya Panglima Umbung pulau ke kampung halaman mereka masing-masing. Panglima Umbung kembali ke Buntok Kecil. Sultan Muhammad di Seman di makamkan di puncak gunung di Puruk Cahu .
Kini Panglima Baturlah satu-satunya pimpinan perjuangan yang masih bertahan. Ia terkenal sangat teguh dengan pendiriannya dan sangat patuh dengan sumpah yang telah diucapkannya, tetapi ia mudah terharu dan sedih jika melihat anak buahnya atau keluarganya yang jatuh menderita. Hal itu diketahui oleh Belanda kelemahan yang menjadi
sifat Panglima Batur, dan kelemahan inilah yang dijadikan alat untuk menjebaknya. Ketika terjadi upacara
adat perkawinan kemenakannya di kampung Lemo, dimana seluruh
anggota keluarga Panglima Batur terkumpul, saat itulah serdadu Belanda mengadakan penangkapan. Pasangan mempelai yang sedang bertanding juga ditangkap dimasukkan ke dalam tahanan, dipukuli dan disiksa tanpa perikemanusiaan. Cara inilah yang dipakai Belanda untuk menjebak Panglima Batur.
Dengan perantaraan Haji Kuwit salah seorang saudara sepupu Panglima Batur Belanda berusaha menangkapnya. Atas suruhan Belanda, Haji Kuwit mengatakan bahwa apabila Panglima Batur bersedia keluar dari persembunyian dan bersedia berunding dengan Belanda, barulah tahanan yang terdiri dari keluarganya dikeluarkan dan dibebaskan, dan sebaliknya apabila Panglima tetap berkeras kepala, tahanan tersebut akan ditembak mati . Hati Panglima Batur menjadi gundah dan dia sadar bahwa apabila dia bertekad lebih baik dia yang menjadi korban sendirian daripada keluarganya yang tidak berdosa ikut menanggungnya. Dengan diiringi orang-orang tua dan orang se kampungnya Panglima Batur berangkat ke Muara Teweh. Sesampainya di sana bukan perundingan yang didapatkan tetapi ia ditangkap sebagai tawanan dan selanjutnya dihadapkan di meja
pengadilan. Ini terjadi pada tanggal
24 Agustus 1905 . Setelah dua minggu ditawan di Muara Teweh, Panglima Batur diangkut dengan kapal ke
Banjarmasin.
Di kota Banjarmasin, dia diarak keliling kota dengan pemberitahuan bahwa inilah pemberontak yang keras kepala dan akan dijatuhkan hukuman mati . Pada tanggal 15 September 1905 Panglima Batur dinaikkan ke tiang gantungan. Permintaan terakhir yang diucapkannya dia minta dibacakan
Dua Kalimah Syahadat untuknya. Dia dimakamkan di belakang masjid Jami Banjarmasin, tetapi sejak 21 April
1958 jenazahnya dipindahkan ke kompleks Makam Pahlawan Banjar.

Selasa, 29 Mei 2018

ASAL IKAN MUJAIR

Makam Mudjair, penemu Ikan Mujair. 🐟

Pada 1936, Mudjair, seorang pegawai desa dari Desa Papungan, Kanigoro, Blitar, pergi ke Teluk Serang yang terletak di laut selatan. Di sana dia menemukan berbagai jenis ikan yang belum diketahui sebelumnya. Dia membawa pulang lima jenis ikan dan memeliharanya di kolam pekarangan rumah.Ternyata, satu jenis ikan berkembang cepat, bahkan bisa bertelur dengan cara menyimpannya di dalam mulut hingga masa menetas jadi anak ikan. Seiring waktu, ikan ini mendapat perhatian warga desa.

Kabar itu sampai ke telinga Schuster, kepala penyuluhan perikanan di Jawa Timur. Dia berkunjung ke Papungan untuk melihat ikan temuan Mudjair. Ternyata ikan tersebut diidentifikasi sebagai Tilapia mossambica, yang berasal dari Afrika. Dengan cepat ikan temuan Mudjair dibudidayakan karena cepat bertelur, pertumbuhannya cepat, dan mudah beradaptasi dengan segala lingkungan air mulai kolam hingga rawa-rawa.

Pada 27 Agustus pemerintah Belanda mengapresiasi usaha Mudjair dengan memberinya santunan sebesar Rp6,- per bulan. Saat pendudukan Jepang, ikan mujair kian populer. Pasukan Jepang, seperti tercatat dalamTilapia: Biology, Culture, and Nutritionsuntingan Carl D. Webster dan Chhorn Lim, membawanya ke seluruh daerah untuk dibudidayakan dalam tambak-tambak. Dan Mudjair diangkat sebagai pegawai negeri tanpa harus mendapatkan beban kerja. Enam tahun setelah Indonesia merdeka, Mudjair menerima surat tanda jasa dari Kementerian Pertanian atas jasanya sebagai penemu dan perintis perkembangan ikan mujair.

Sumber: Majalah @indohistoria 📰

Sabtu, 26 Mei 2018

Pengukuhan dan Perpisahan SMA Ibnu Mas'ud Putri 2018

Mulai tahun ini pengukuhan dan perpisahan SMA/SMK/MA diselenggarakan dimasing masing sekolah yang sebelumnya dari tahun ke tahun diselenggarakan bersama di kabupaten yang dilaksanakan dilapangan Lambung Mangkurat atau Lapangan Ganda.
Kali ini di gedung serba guna Ibma inilah momen pengukuhan dan perpisahan di aula serbaguna ibmat

TALI TEMALI PRAMUKA

TALI TEMALI
Istilah tali temali dalam pramuka, sering kali kita mencampur adukkan antara tali, simpul dan ikatan hal ini sebenarnya berbeda. Berikut kami jelaskan perbedaannya di bawah ini :
TALI : Bendanya
SIMPUL: Adalah tali dengan tali
IKATAN : Merupakan Tali dengan benda lain ( seperti tali yang diikatkan dengan tongkat dan sebagainya).
Hasil bentukan dari tali, yakni terdiri dari, ikatan, simpul dan jerat. Simpul, Ikatan dan jerat yang baik dan benar adalah ikatan, simpul dan jerat yang bisa digunakan dengan kuat, tidak mudah lepas serta mudah untuk dilepas kembali.
TALI TEMALI DALAM PRAMUKA
Kali ini kami akan memberikan gambaran tentang tali temali dalam pramuka beserta fungsinya. Berikut kami akan membahasnya satu persatu :
A. SIMPUL
Simpul merupakan hasil atau bentukan dari satu atau dua utas tali
MACAM-MACAM SIMPUL
Dikalangan kita, di negara Indonesia tali temali, simpul dalam pramuka lebih dikenal dengan sebutan, simpul hidup, simpul mati, simpul pangkal, simpul laso, simpul jangkar.
SIMPUL HIDUP
Simpul hidup fungsinya untuk mengikat suatu benda dengan kuat, tapi untuk melepasnya tidak susah, tali temali simpul ini biasanya digunakan untuk mengikat hewan.
Fungsi : dalam Pramuka simpul hidup ini berfungsi untuk mengikat tiang
SIMPUL MATI
Simpul mati adalah simpul yang biasanya digunakan untuk mengakhiri suatu simpul. Walaupun simpul ini terlihat mudah dalam membuatnya, namun banyak juga yang salah dalam membuatnya.
Fungsi : Simpul Ini berfungsi untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya dan tidak licin.
SIMPUL PANGKAL
Simpul Pangkal merupakan salah satu simpul yang sering sekali digunakan untuk mengawali atau mengakhiri suatu simpul lainnya.
Seperti contoh; Apabila kamu ingin membuat simpul palang maka langkah pertama yang harus kamu lakukan adalah pangkal terlebih dahulu pada salah satu tongkat.
Terdapat dua cara dalam membuat tali temali simpul ini, yaitu pertama dengan cara membuat lingkaran dan yang kedua dengan cara dililitkan.
Fungsi: Simpul pangkal berfungsi untuk permulaan ikatan dalam mengikat tali pada tongkat atau tiang, kayu.
SIMPUL JANGKAR (COW HITCH)
Dalam cara pembuatan simpul jangkar tidak begitu sulit alias mudah. Ada beberapa cara dalam membuat tali temali simpul jangkar ini salah satunya adalah :
1.Bagilah tali menjadi dua kemudian lingkarkan pada benda yang ingin ditali
2.Tariklah kedua badan tali, sehingga semua tali masuk ke dalam sosok.
Fungsi : Fungsi dari tali temali simpul ini adalah untuk membuat tandu darurat atau dapat juga digunakan untuk mengikat timba atau ember.
SIMPUL TARIK
Tali Temali simpul tari (bowline knot) menghasilkan loop tali yang tidak bisa mengecil ataupun membesar lagi. Kegunaan tali temali simpul antara lain :
1.Menambatkan tali kepada benda atau tiang.
2.Mengikat leher binatang supaya tidak tercekik
3.Apabila dua simpul tiang saling dihubungkan bisa berguna juga untuk menyambung tali.
Fungsi : Fungsi dari tali temali simpul tarik adalah untuk turun ke jurang atau dari atas pohon.
SIMPUL LASO
Fungsi : kegunaan dari simpul laso ini adalah untuk mengikat leher binatang, baik binatang buas maupun tidak buas.
SIMPUL ANYAM
Cara membuat simpul anyam adalah :
Buatlah sosok pada ujung utas tali yang berukuran lebih besar
Masukkan ujung tali yang lebih kecil  ke dalam sosok tali besar (biru) dari arah bawah keatas
Belitkan ujung tali kecil (merah) di bawah tali berwarna biru
Sisipkan ujung tali merah ke bawah badan tali itu sendiri
Fungi: Fungsi dari simpul anyam adalah untuk menyambung dua utas tali yang tidak sama besarnya dan dalam keadaan kering.
SIMPUL ANYAM BERGANDA
Fungsi : kegunaan atau fungsi dari temali simpul anyaman berganda adalah untuk menyambung dua utas tali yang ukurannya tidak sama besar dan tidak licin.
SIMPUL ANYAM RANTAI
Kegunaan : Kegunaan dari temali anyaman rantai adalah untuk memendekkan tali.
SIMPUL UJUNG TALI
Kegunaan : Kegunaan dari temali simpul ujung tali ini adalah agar tali pintalan yang ada pada ujung tali tidak mudah lepas.
TALI TEMALI PRAMUKA SIMPUL TIANG
Kegunaan: kegunaan temali simpul tiang adalah untuk mengikat benda hidup atau leher binatang tujuannya agar yang diikat tidak terjerat, dan untuk menambatkan tali pengikat binatang pada pohon supaya binatang itu bisa bergerak dengan bebas.
SIMPUL KEMBAR
Tali temali dalam pramuka simpul nelayan, simpul kembar, simpul portugis, simpul inggris, merupakan gabungan dari dua buah simpul hidup pada masing-masing ujung dari dua utas tali. Sehingga tidak terlalu sulit jika kamu mau membuatnya.
Kegunaan: Kegunaan dari temali simpul kembar adalah untuk menyambung dua utas tali yang sama besarnya bisa digunakan dalam keadaan basah atau licin.
SIMPUL ERAT
Kegunaan: untuk memendekkan tali tanpa harus memotongnya
SIMPUL TAMBAT (TIMBER HITCH)
Temali simpul tambat juga berfungsi sebagai awalan pada simpul-simpul yang lainnya, seperti simpul silang dan simpul palang
Kegunaan: Untuk memulai ikatan bisa juga digunakan untuk menyeret balok
SIMPUL PENARIK
Kegunaan : Untuk menarik suatu barang/benda yang ukurannya lumayan besar seperti batang pohon dll.
SIMPUL GULUNG
Kegunaan: Untuk diikatkan pada tali penarik tujuannya agar orang lain bisa membantu menarik.
SIMPUL KURSI
ensiklopedia pramuka.com
Kegunaan: Untuk mengangkat atau menurunkan suatu benda atau orang pingsan.
SIMPUL PENGUNCI
Kegunaan: Berfungsi untuk menghindari lepasnya ujung tali dari ikatan yang berbentuk lingkaran pada tali tersebut.
SIMPUL PRUSIK
Fungsinya: Sebagai pengganti alat ascendeur karena simpul ini pada awalnya untuk menaiki tali kermantle yang lebih besar diameternya.
SIMPUL TIANG BERGANDA
Fungsinya: Untuk mengangkat atau menurunkan suatu benda atau manusia.
SIMPUL TANGGA TALI
Fungsinya: Fungsi dari simpul ini tidak jauh dari namanya yakni untuk membuat tangga tali.
Catatan :
Fungsi temali dari simpul silang hampir sama dengan simpul palang akan tetapi, simpul silang lebih cepat dan lebih kuat dibanding dengan simpul palang
B. IKATAN
Ikatan adalah bentukan dari tali yang digunakan untuk mengikat barang atau benda.
Macam-Macam Ikatan adalah sebagai berikut :
IKATAN KAKI TIGA (3)
Fungsi: Fungsi ikatan kaki tiga adalah untuk mengikat tiga tiang sekaligus dalam satu ikatan untuk pembuatan kaki tiga, jemuran.
IKATAN PALANG
Ikatan Palang berfungsi untuk mengencangkan kedua tongkat secara vertikal dan horizontal sehingga kedua tongkat tersebut menjadi satu dan sulit dilepaskan.
Fugsi: Fungsi yang paling dominan dari ikatan ini adalah untuk mengikat dua buah tiang yang bersilangan dengan sudut 90⁰ (Siku-Siku)
IKATAN SILANG
Fungsi: Ikatan Ini Berfungsi untuk mengikat dua buah tongkat bersilangan dan tidak membentuk siku.
IKATAN CANGGAH (SAMBUNG TONGKAT)
Berfungsi untuk menyambung tongkat dengan tali secara sejajar. Ikatan canggah umum dikenal dengan nama ikatan sambung tongkat.
Kegunaan: Digunakan untuk mengikat dua buah tiang dalam pembuatan kuda-kuda.
C. JERAT
Jerat adalah bentuk tali dari benda dengan tali.
Macam-macam jerat adalah sebagai berikut:
a.Jerat Bermata Tiga
b.Jerat Tiang Dua Mata
c.Jerat Laso
d.Jerat Kembar
e.Jerat Tangga
f.Jerat Delapan
g.Jerat Kupu-Kupu
h.Jerat Tambat
D. PIONERING
Menurut asal muasal katanya, pionering berarti bangunan darurat, yaitu pembuatan suatu bentuk bangunan dengan menggunakan alat dasar tali dan tongkat untuk membuat bangunan.
Seorang anggota pramuka diharapkan mempunyai ketrampilan khusus dalam menggunakan alat-alat ini, karena keduanya merupakan alat-alat dasar yang sangat berguna dalam kehidupan sehari-hari dikarenakan multifungsinya dan sangat sisematisnya.
Jenis tali yang umumnya digunakan pada kepramukaan adalah tali yang terbuat dari bahan nylon, yang memiliki kelebihan dan kekurangan.
Kelebihan tali nylon antara lain:
1.Mudah dibuat simpul dengan kekuatan tarik yang merata
2.Ringan dan mudah diatur
3.Menyerap sedikit air
4.Mempunyai elastisitas yang tinggi dan meredam sentakan
kekurangan Tali nylon yaitu:
5.Mudah meleleh pada temperature yang tinggi
6.Tidak tahan terhadap panas
Agar tali dapat tahan lama dan dapat dipergunakan untuk jangka waktu panjang tali perlu diberi perlakuan khusus setelah dipakai kegiatan. Lakukan beberapa langkah berikut untuk pemeliharaan tali :
1.Kotoran yang melekat pada tali dicuci dengan air dingin dan dikeringkan di tempat yang tidak terkena matahari secara langsung (diangin-anginkan).
2.Tali harus dijauhkan dari bahan-bahan yang bisa merusak tali, seperti; air accu, oil, minyak, bahan-bahan kimia, dll.
3.Penyimpanan harus terhindar dari cahaya matahari secara langsung, dan diusahakan sirkulasi udara lancar dengan kelembaban rendah.
4.Tali disimpan dalam keadaan kering serta digantung dalam bentuk lingkaran seperti gelang atau gulungan yang secara sederhana dan mudah untuk diurai kembali
5.Hasil bentukan dari tali, adalah terdiri dari: simpul, ikat dan jerat. Simpul, ikatan, dan jerat yang baik dan benar adalah simpul, ikatan, dan jerat yang bisa digunakan dengan kuat, tidak mudah lepas dan mudah untuk dilepas kembali.
Sekian artikel tali temali ini, semoga bisa bermanfaat bagi kalian semua dan bisa membantu kalian dalam kegiatan pramuka khususnya dan kegiatan sehari-hari umumnya